Minggu, 30 Oktober 2011

1.1 Latar Belakang
Budaya merupakan satu kata yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara termasuk Indonesia yang merupakan negara majemuk dengan multiculture terbesar di dunia. Negara kita memiliki lebih 17.000 pulau dari Sabang sampai Marauke yang memliki budaya yang berbeda-beda. Budaya atau kebudayaan itu sendiri berasal dari  bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat karena semua aspek dalam kehidupan masyarakt dapat dikatakan sebagai wujud dari kebudayaan, misalnya gagasan atau pikiran manusia, aktivitas manusia, atau karya yang dihasilkan manusia.
Paradoks kebudayaan adalah bahwa kebudayaan merupakan entitas yang teramat konkrit sekaligus demikian abstrak. Ia konkrit karena sesungguhnya menyangkut apapun yang nyaris ada dalam dunia-manusia. Demikian abstrak karena segala bentuk pewacanaan tentangnya telah berkembang menjadi begitu rumit, skeptis, dan penuh kontroversi. Hal itu tak lepas dari konsep kebudayaan itu sendiri, bahwa kebudayaan adalah aktivitas khas manusia yang berkembang seiring kemajuan dayal pikir suatu masyarakat. Meski tidak tepat untuk menggolongkan budaya manusia dengan klasifikasi budaya primitif dan budaya maju, namun proses perkembangan kebudayaan terus berjalan seiring dinamisasi kehidupan manusia.
Filsafat kebudayaan menjadi penting, karena memberikan penunjuk arah kemana manusia seharus berkembang dengan menyelidiki sedalam-dalamnya siapa manusia itu, kemana jalannya dan kemana tujuan akhir hidupnya. Interaksi antar bangsa-bangsa di dunia berkorelasi dengan proses saling mempengaruhi di bidang kebudayaan. Indonesia dengan berbagai kultur dan suku bangsa menghadapi dilema ketika masuknya pengaruh budaya asing.
Di samping itu, sekarang ini masyarakat kota sudah terprogram untuk bekerja, pulang untuk beristirahat, dan bangun pagi untuk bekerja lagi. Kegiatan inilah yang berulang-ulang pada masyarakat. Teknologi yang modern juga membuat manusia seolah-olah mampu untuk hidup sendiri dan tidak membutuhkan manusia lagi. Kekosongan acara kumpul-kumpul telah digantikan dengan menonton tv atau yang lagi sangat ngetrend adalah bermain di dunia maya terutama face book.
Manusia sibuk dengan aktivitasnya sendiri tanpa disadari budaya kita yang suka beramah-tamah dengan orang lain sudah mulai musnah dari diri kita. Budaya gotong royong juga sudah mulai pudar, yang disebabkan masyarakat Indonesia sudah individualistik, yaitu setiap orang tidak lagi memikirkan orang yang ada disekitarnya, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri. Padahal zaman dulu bila ada orang yang kesusahan maka masyarakat akan bersama-sama menyelesaikannya sehingga beban dari masalah tersebut terasa ringan.
Model baju yang digunakan oleh artis Barat ataupun band Barat, maupun konsep konser mereka tidak jarang ditiru oleh artis lokal dan anak-anak muda sekarang. Kata ketinggalan zaman membuat anak muda takut dan enggan untuk melestarikan budayanya sendiri. Salah pengertian anak-anak remaja tentang anggapan bahwa budaya Barat-lah yang harus digunakan karena modern dan sesuai dengan perkembangan zaman sedangkan budaya yang bersifat tradisional sudah ketinggalan zaman membuat budaya tradisional kurang mendapat perhatian dikalangan pemuda.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan gambaran betapa pentingnya kelestarian budaya lokal terhadap kebudayaan bangsa, betapa saat ini tingkat kesadaran masyarakat untuk mempertahankan budaya asli mulai berkurang, dan betapa rentannya budaya lokal tergantikan oleh budaya asing yang nilai-nilainya belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia sebagai orang Timur.
1.3 Sasaran
Sasaran dari penulisan makalah ini adalah seluruh warga Indonesia dari semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda, serta golongan bawah, menengah maupun golongan atas, untuk menimbulkan dan meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal sebagai jati diri bangsa, memantapkan budaya nasional, serta memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif.


BAB II
PERMASALAHAN
Perkembangan Indonesia mulai dari zaman kemerdekaan sampai saat ini ternyata belum bisa lepas dari pengaruh asing yang sangat mendominasi khususnya pengaruh budaya Barat. Pada masyarakat kota umumny sudah mulai mengadopsi kehidupan Barat yang sangat bersifat pragmatis dan kapitalis. Dasar dari pemikiran ini adalah materi, dimana semua ditinjau berdasarkan pertukaran uang dan bagaimana cara yang gampang untuk mendapatkan uang. Ada dua hal yang harus dibenahi dalam menumbuh kembangkan kebudayaan Indonesia. Pertama adalah ketidakpedulian orang tua terhadap perkembangan anaknya karena kesibukan-kesibukannya dikantor membuat anak berkembang sesuai dengan kehendaknya walau itu tidak sesuai dengan kebiasaan dan norma masyarakat Indonesia itu sendiri.
Orang tua harus mengontrol anak terutama anak yang sedang tumbuh dewasa karena pertemuan yang intens terletak pada anak dan orangtua. Anak harus dididik sesuai tata kehidupan yang berlaku dan norma yang ada di masyarakat sehingga menjadi manusia yang berkepribadian dalam budaya. Yang kedua adalah kita tidak mungkin menolak budaya Barat yang sudah melekat berabad-abad sejak zaman kolonialisme.
Tetapi kita harus mengambil sikap untuk mempertahankan, mencintai dan melestarikan budaya kita sendiri yang dimulai dari sejak dini agar budaya kita tidak musnah ditelan arus zaman yang terus bergerak dinamis. Dalam hal ini pemerintah terkhususnya pemerintah daerah yang berperan aktif dalam menyaring budaya asing yang masuk kesatu daerah, apakah budaya tersebut sesuai dengan norma yang ada atau tidak.
Pemerintah harus mampu memadukan kebudayaan daerah dengan kebudayaan asing sehingga terjadi perpaduan budaya yang harmonis dan tidak mengganggu kebudayaan daerah. Dalam hal ini yang sangat penting adalah penguasaan media karena media sangat mempengaruhi pola pikir perkembangan anak terkhusus pada konteks ini adalah anak yang sedang tumbuh dewasa. Pemerintah juga harus mampu merangsang anak-anak remaja untuk tertarik dengan budayanya, misalnya dengan mengadakan pentas seni budaya dan bisa melalui pendidikan dengan penambahan mata pelajaran muatan lokal yang membahas tentang budaya-budaya Indonesia.
Hal sangat tragis adalah adanya kejadian pengklaiman kebudayaan milik bangsa kita oleh negara lain menjadikan kita harus bersatu untuk mempertahankan dan melestarika kebudayaan kita agar tidak terjadi lagi pengakuan kebudayaan kita oleh bangsa lain.




2.1 Kekuatan
Budaya lokal yang berkembang pada masyarakat Indonesia memiliki beberapa kekuatan, antara lain :
  • Sifat budaya lokal yang khas dan beranekaragam
Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang sangat tinggi, dimana setiap daerah memiliki budayanya masing-masing sehingga dapat dijadikan sebagai ke kekayaan atau aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas budaya yang sangat unik, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa Indonesia di kancah Internasional. Terbukti banyaknya wisatawan asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suatu daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan (souvenir). Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang unik dan banyak diminati.
  • Tingginya rasa toleransi antar umat beragama, suku dan budaya.
Indonesia merupakan negara yang memberikan kebebasan terhadap warganya dalam menentukan keyakinan, sehingga hubungan antara keyakinan yang berbeda satu sama lain dapat terjaga melalui rasa toleransi yang tinggi. Begitu pula dengan budaya yang diwarisi dari daerah yang berbeda-beda. Keadaan yang demikian, seharusnya dapat dijadikan sebagai suatu kekuatan untuk menjadi satu kesatuan yang mampu memperkokoh budaya bangsa atau budaya nasional.
  • Adanya budaya saling tolong-menolong, sikap gotong-royong dan ramah-tamah yang dimiliki bangsa kita.
Di Indonesia, telah lahir suatu budaya yang mampu menyatukan beberapa budaya yang berbeda melalui sikap saling tolong-menolong, gotong-royong, dan ramah-tamah yang dimiliki masyarakat kita. Kondisi ini dapat menimbulkan ikatan tali persaudaraan yang kuat antar warga dan dapat pula menjadi kekuatan yang mampu menyatukan budaya daerah demi memperkokoh budaya bangsa.
  • Setiap daerah memilki “pengetahuan lokal” (local knnowledge) dan “kearifan lokal” (local wisdom) yang berbeda.
“Pengetahuan lokal” (local knnowledge) dan “kearifan lokal” (local wisdom) yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu berbeda dengan  daerah lainnnya. Hal ini memberikan peluang bagi masing-masing daerah untuk mengembangkan wilayahnya. Dalam hal ini, dengan pengetahuan dan kearifan lokal yang dimiliki selayaknya daerah tersebut dapat berkembang dan mampu memperkokoh pertumbuhan dan perkembangan bangsa, baik dalam kebudayaan maupun dalam bidang-bidang lainnya.

2.2 Kelemahan
Kelemahan dari budaya lokal khususnya yang dimiliki Indonesia dalam memperkokoh budaya bangsa antara lain :
  • Kurang dan semakin hilangnya kesadaran warga untuk melestarikan kebudayaan Indonesia.
Saat ini, warga Indonesia telah tepukau oleh budaya-budaya asing yang mereka anggap lebih modern dan lebih baik, sehingga kesadaran mereka untuk menjaga, mempertahankan, dan melestarikan budaya lokal mulai lenyap. Bahkan ada kesan ketinggalan zaman ketika mereka mencoba untuk tetap mempertahankan budayanya. Sehingga budaya asli/lokal yang telah turun-temurun dianut perlahan-lahan memudar dan akhirnya hilang.
  • Kurangnya pertisipasi dari para penerus bangsa dalam melestarikan budaya-budaya daerah mereka masing-masing.
Aktivitas para pemuda-pemudi yang berperan sebagai penerus bangsa kini telah mendapat pengaruh budaya asing, dan pola hidup yang padat menyebabkan mereka kehilangan kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungannya. Mereka pada umumnya cepat sekali mengadopsi cara hidup maupun budaya bangsa asing yang merka anggap lebih maju, padahal sebenarnya mereka juga tidak tahu apakah ini sesuai untuk mereka atau tidak. Tetapi dengan kondisi emosi dan jiwa muda yang relatif labil, mereka cenderung untuk mengikuti pola hidup kebarat-baratn sehingga partisipasi dalam melestarikan budaya bangsa terabaikan.
  • Kurangnya rasa cinta terhadap budaya Indonesia karena pengaruh budaya asing di Indonesia.
Rasa cinta akan budaya sendiri akan tumbuh ketika kita dibiasakan untuk menggunakan budaya itu. Ketika kebiasaan itu mulai berkurang karena adanya pengaruh budaya asing yang masuk, maka kita akan cenderung mengikuti budaya asing tersebut. Semakin sering dilakukan, maka budaya asing mengambil alih posisi kecintaan kita terhadap budaya lokal. Dan kecintaan kita terhadap budaya lokal pun akan terus berkurang sedikit demi sedikit.
  • Rendahnyanya  sumber daya manusia Indonesia dan minimnya komunikasi antar budaya lokal.
Sumber daya manusia Indonesia masih tergolong rendah, sehingga tidak mampu mempertahankan budayanya. Dengan demikian banyak sekali kasus dimana budaya asli kita dirampok oleh negara lain dan diakui sebagai budaya mereka. Selain itu kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Rendahnya sumberdaya manusia dan minimnya komunikasi antar budaya ini sering memicu dan menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.

  • Kurangnya pendidikan tentang budaya lokal.
Proses pengenalan dan pendidikan tentang budaya lokal dan nasional, harus ditanamkan sejak dini. Hal ini dimaksudkan untuk menimbulkan kecintaan terhadap budaya asli. Tetapi faktanya sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman yang selalu dinamis.

2.3 Peluang
Peluang dari budaya lokal dalam memperkokoh budaya bangsa antara lain :
  • Keanekaragaman budaya bangsa, mampu memperkokoh rasa persatuan
Rasa persatuan akan muncul ketika masyarakat mulai menyadari dan memahami perbedaan budaya, sehingga akan mucul sikap saling menghormati satu sama lain. Semakin beranekaragam budaya yang ada akan semakin meningkatkan rasa saling menjaga, sehingga mampu memperkokoh rasa persatuan yang ada. Dengan demikian budaya lokal mampu memperkokoh budaya bangsa.
  • Pengembangan kegiatan pariwisata
Budaya lokal Indonesia yang khas dan unik sering kali menjadi daya tarik tersendiri dan mampu menarik perhatian para wisatawan mancanegara. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan devisa negara dengan memanfaatkan budaya sebagai objek wisata yang pengelolaanya baik. Dengan demikian, selain tetap melestarikan budaya bangsa, juga meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
  • Multikuturalisme
Indonesia dengan kekayaan multikulturismenya memberikan peluang bagi upaya kebangkitan etnik dan budaya lokal yang dimilikinya, dengan demikian juga dapat mengangkat harkat budaya bangsa sevara nasional. Oleh karena itu diperlukan adanya pendidikan budaya dan komunikasi antar budaya, agar tidak timbul perselisihan antar budaya yang dapat meruntuhkan budaya bangsa, bahkan seharusnya justru diupayakan untuk meningkatkan intregitas bangsa.
  • Penyelenggaraan pameran budaya, atau event-event  tentang kebudayaan Indonesia, sekaligus memperkenalkan budaya asli Indonesia masyarakat dunia.
Kegiatan ini selain dapat menggali seluruh potensi budaya lokal masing-masing daerah di Indonesia, juga dapat dijadikan sebagai motivasi masing-masing daerah untuk melestarikan budayanya. Selain itu juga untuk memperkenalkan buddaya asli bangsa dan sekaligus sebagai langkah untuk pengakuan atas hak budaya (hak paten), sehingga tidak memberikan kesempatan kepada negara lain untuk mengakui budaya kita sebagai budaya mereka.
2.4 Tantangan
Tantangan untuk menerapkan budaya lokal dalam memperkokoh budaya bangsa antara lain :
  • Pengaruh diproklamirkannya globalisasi bagi seluruh dunia dan masuknya budaya asing.
Sistem globalisasi yang memberikan kemudahan terhadap setiap orang untuk masuk dan keluar dari suatu negara tertentu dapat membawa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak negatifnya adalah masyarakat lokal khususnya Indonesia yang begitu mudah mengadopsi budaya asing sehingga dapat melunturkan budaya lokalnya. Oleh karena itu perlu adanya kebijakan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah terkait kelestarian kebudayaan lokal ini.
  • Pengembangan dan pembangunan yang tertumpu di daerah perkotaan.
Proses pengembangan dan pembangunan wilayah yang terpusat di daerah perkotaan menyebabkan daerah pedesaan semakin jauh tertinggal. Dengan demikian juga menutup kesempatan bagi masyarakat desa dalam mengembangkan budayanya. Sehingga budaya lokal tidak mengalami perkembangan dan tidak menutup kemungkinan justru akan mengalami kemunduran.
  • Perubahan lingkungan fisik alam
Alam bersifat dinamis, dimana dapat mengalami perubahan dan perkembangan setiap waktu. Perubahan lingkungan fisik alam ini menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola pikir serta pola hidup masyakrkat juga ikut berubah. Sehingga budaya yang telah turun-menurun menjadi anutan perlu tetap dilestarikan.
  • Penemuan dan kemajuan teknologi
Pada dasarnya teknologi dalam kehidupan sehari-hari banyak memberikan manfaat, tetapi di sisi lain kemajuan teknologi ternyata dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi yaitu suatu budaya lokal masyarakat di daerah Maluku dan Irian Jaya dalam mengelola sumber daya alamnya, yang belakangan ini mulai ditinggalkan karena telah mengadopsi teknologi baru dalam pengelolaan sumberdaya tersebut. Padahal sistem ini mengatur tata cara serta musim penangkapan ikan secara tradisional. Tapi hal itu kini sudah jarang ditemukan.






BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
3.1 Kesimpulan
Budaya lokal masing-masing daerah memegang peranan penting bagi kelangsungan dan kelestarian budaya nasional bangsa. Dalam perkembangannya, budaya merupakan suatu unsur yang bersifat dinamis, artinya dapat mengalami perubahan sesuai dengan pengaruh yang mengenainya. Dalam perkembangannya, budaya lokal memiliki beberapa kekuatan, kelemahan, peluang juga tantangan. Semua aspek ini memberikan dampak yang positif maupun negatif. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan dan kebijakan yang tepat untuk tetap memelihara budaya lokal sehingga dapat memperkokoh budaya bangsa.
Masuknya teknologi baru dan budaya asing harus dapat disesuaikan dengan budaya lokal yang dianut oleh masyarakat setempat. Pengaruh negatif dari masuknya kedua aspek tersebut seharusnya dapat diminimalkan. Pada kenyataannya, budaya masyarakat yang berkembang saat ini telah mendapat pengaruh dari budaya asing. Oleh karena itu, perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian budaya lokal agar jati diri bangsa tetap terjaga dan lestari.
3.2 Rekomendasi
Sebagai usaha untuk mempertahankan kelestarian budaya lokal, kita perlu melakukan tindakan-tindakan yang dapat menumbuhkan kembali kecintaan terhadap budaya lokal. Tindakan itu antara lain :
  • Pendidikan mengenai budaya lokal lebih diperhatikan, sebagai contoh di kurikulum pendidikan, jam mata pelajaran untuk mengenal budaya daerah ditingkatkan.
  • Adanya peraturan khusus yang melindungi, menjaga dan menjamin kelestarian budaya lokal, termasuk pengakuan bahwa budaya tersebut merupakan milik kita yang dapat direalisasikan dalam bentuk hak paten.
  • Pemerintah lebih memperhatikan, menyaring, dan mengevaluasi teknologi dan budaya asing yang masuk ke Indonesia.
  • Pengadaan event-event dan atraksi yang mengeksplor budaya lokal agar lebih dikenal dan dicintai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar